LirikSholawat Merdu Thoriqoh, Thoriqiyyah arab dan arti terjemahan indonesiaاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى ۞ مُحَمَّدٍ وَآلٍ وَصَحْبٍ
Mengamalkan Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah Tips dan Trik untuk Pemula Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah adalah salah satu thoriqoh sufi yang paling terkenal di dunia Islam. Thoriqoh ini merupakan pengembangan dari thoriqoh Naqsabandiyah yang berasal dari Asia Tengah. Thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah didirikan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan Syekh Bahaudin Naqsaband pada abad ke-11. Thoriqoh ini memiliki banyak pengikut di Indonesia, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mengamalkan thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah tidaklah mudah. Dibutuhkan kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan untuk mengamalkannya. Namun, jika Anda ingin mendapatkan manfaat dari thoriqoh ini, Anda harus memulai dari hal-hal kecil dan terus berusaha. Berikut adalah beberapa tips dan trik untuk pemula yang ingin mengamalkan thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah. 1. Membaca bismillah sebelum memulai Setiap kali Anda ingin memulai sesuatu, baik itu sholat, membaca Al-Qur’an, atau berdzikir, bacalah bismillah terlebih dahulu. Bismillah adalah kalimat pembukaan dalam Al-Qur’an yang artinya “dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Dengan membaca bismillah, Anda akan merasa lebih tenang dan fokus saat mengamalkan thoriqoh ini. 2. Membaca sholawat Nabi Sholawat Nabi adalah doa yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW. Sholawat Nabi memiliki banyak manfaat, antara lain menghilangkan kesedihan, mendapatkan rahmat Allah, dan mendapatkan syafaat Nabi Muhammad di akhirat nanti. Anda dapat membaca sholawat Nabi setiap kali ingin memulai mengamalkan thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah. 3. Mengamalkan zikir Zikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya secara berulang-ulang. Zikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Zikir yang dianjurkan dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah adalah zikir “La ilaha illallah”. Zikir ini berarti “tidak ada Tuhan selain Allah”. Anda dapat mengamalkan zikir ini setiap kali Anda merasa gelisah atau ingin mendekatkan diri kepada Allah. 4. Mengamalkan sholat tahajud Sholat tahajud adalah sholat malam yang dilakukan setelah tidur. Sholat tahajud memiliki banyak manfaat, antara lain dapat menghilangkan dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mendapatkan rahmat Allah. Dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah, sholat tahajud sangat dianjurkan. Anda dapat memulai dengan sholat tahajud dua rakaat setiap malam, kemudian bertahap meningkatkan jumlah rakaatnya. 5. Mengamalkan sholat dhuha Sholat dhuha adalah sholat yang dilakukan setelah matahari terbit. Sholat dhuha memiliki banyak manfaat, antara lain dapat menghilangkan kegelisahan, meningkatkan kepercayaan diri, dan mendapatkan rahmat Allah. Dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah, sholat dhuha sangat dianjurkan. Anda dapat memulai dengan sholat dhuha dua rakaat setiap pagi, kemudian bertahap meningkatkan jumlah rakaatnya. 6. Mengamalkan puasa sunnah Puasa sunnah adalah puasa yang dilakukan selain puasa wajib seperti puasa Ramadhan. Puasa sunnah memiliki banyak manfaat, antara lain dapat menghilangkan dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mendapatkan rahmat Allah. Dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah, puasa sunnah sangat dianjurkan. Anda dapat memulai dengan puasa Senin Kamis atau puasa Ayyamul Bidh. 7. Mengamalkan sholat malam Sholat malam adalah sholat yang dilakukan setelah sholat Isya dan sebelum sholat subuh. Sholat malam memiliki banyak manfaat, antara lain dapat menghilangkan dosa, meningkatkan ketakwaan, dan mendapatkan rahmat Allah. Dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah, sholat malam sangat dianjurkan. Anda dapat memulai dengan sholat malam dua rakaat setiap malam, kemudian bertahap meningkatkan jumlah rakaatnya. 8. Mengamalkan dzikir badan Dzikir badan adalah dzikir yang dilakukan dengan gerakan badan. Dzikir badan dapat membantu Anda lebih fokus dan khusyuk dalam mengingat Allah. Dzikir badan yang dianjurkan dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah adalah dzikir “Allah” yang dilakukan dengan gerakan kepala ke arah kiri dan kanan. Anda dapat mengamalkan dzikir badan setiap kali Anda merasa sulit untuk fokus dan khusyuk dalam berdzikir. 9. Mengamalkan tawakkal Tawakkal adalah mengandalkan sepenuhnya kepada Allah dalam segala hal. Tawakkal dapat membantu Anda merasa tenang dan tidak khawatir dalam menghadapi masalah. Dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah, tawakkal sangat dianjurkan. Anda dapat mengamalkan tawakkal setiap kali menghadapi masalah atau kesulitan. 10. Mengikuti majlis ta’lim Majlis ta’lim adalah pertemuan yang diadakan untuk membahas masalah-masalah agama. Majlis ta’lim dapat membantu Anda memahami lebih dalam tentang thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah dan Islam secara umum. Dalam thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah, mengikuti majlis ta’lim sangat dianjurkan. Anda dapat mencari majlis ta’lim di lingkungan sekitar atau di masjid terdekat. Mengamalkan thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah memang tidaklah mudah. Namun, jika Anda tekun dan konsisten dalam mengamalkannya, Anda akan merasakan manfaat yang besar. Selain itu, Anda juga akan merasa lebih dekat dengan Allah dan mendapatkan kebahagiaan yang sejati. Semoga tips dan trik di atas dapat membantu Anda dalam mengamalkan thoriqoh Qodiriyah Naqsabandiyah. I Sejarah Perkembangannya. Tarekat Qadiriyah wa Naqsyabandiyah adalah sebuah tarekat yang merupakan univikasi dari dua tarekat besar, yaitu Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah.[1] Penggabungan kedua tarekat tersebut kemudian dimodifikasi sedemikian rupa, sehingga terbentuk sebuah tarekat yang mandiri dan berbeda dengan kedua tarekat

Penisbatan tharîqah kepada Uwais al-Qarni Ra w. 36 H Abu Amir Uwais bin Amir al-Muradi Tsumma al-Qarn. Beliau adalah termasuk golongan pembesar Tabi‟in menurut Pendapat yang ashah Syaikh Ismâil haqqi bin Musthâfa al-Khalwati al-Barsawi, Tamâm al-Faidh fi Bâbi al-Rijâl. Libanon Dar Kutub al-Ilmiyah, 2010. halaman 18, bahkan termasuk pembesar Tabi‟in dan orang yang paling utama pada masanya. Kedudukan Uwais al-Qarni Ra disaksikan sendiri oleh Rasûlullâh Saw., beliau bersabda “Aku mencium nafas tuhan yang Maha Rahman dari arah tanah Yaman” Yang dimaksud oleh nabi adalah mencium bau harum kekasih Allâh Swt. yaitu Uwais al-Qarni Saw. menuturkan keistimewaan Uwais dikabarkan Allâh Swt. kepada Umar dan Ali bahwa ”Ada seseorang dari umatku yang bisa memberikan syafaat di hari kiamat sebanyak bulu domba dari jumlah domba yang dimiliki oleh Rabbiah dan Mudhar keduanya dikenal karena mempunyai domba yang banyak, lalu para sahabat bertanya “Siapa dia wahai Rasûlullâh Saw.?”. Rasul Saw. Menjawab “Ia adalah hamba Allâh Swt”. Siapa namanya ya Rasul? “Rasul menjawab “Ia bernama Uwais al-Qarni Ra”. Rasul Saw. bersabda “Yang mencegah untuk menemuiku adalah dua hal 1 karena keadaan, dan 2 karena dia menghormati aturan. Sebab dia mengasuh ibunya yang sudah tua, buta matanya, lumpuh kedua tangan dan kakinya. Uwais bekerja sebagai pengembala unta di siang hari dengan upah yang cukup untuk dibelanjakan untuk ibunya, dirinya dan dishadaqahkan kepada tetangganya yang miskin. Para sahabat bertanya apakah kita bisa melihatnya atau tidak? Rasul Saw. bersabda Abu Bakar al-Shiddiq tidak bisa menemukannya, yang bisa menemukan dia adalah Umar dan Ali. Dia memiliki ciri-ciri berambut lebat, dan memiliki tanda putih sebesar dirham pada bahu kiri dan telapak tangannya tanda putih, tanda putih itu bukan penyakit belang barosh. Jika kalian menemukan dia sampaikan salamku padanya, lalu mintakan doanya untuk umatku”, Muslim, Shahih Muslim hadits, Libanon Dar al-Fikr, nomor 2542 jilid 4, juz 7, halaman 188 & Farid al-Din al-Attor, Tadzkirat al-Auliyâ‟, Libanon Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2010. halaman 49. Setelah Rasûlullâh Saw. dan Abu Bakar al-Shiddiq wafat, Umar diangkat menjadi Khalifah. Di sela-sela kesibukan Umar sebagai Khalifah beliau teringat tentang sabda Rasul tentang Uwais. Lalu Umar mengajak Ali bin Abi Thalib untuk mencarinya di kota Najt Yaman. Umar mengumpulkan penduduk Najt dan bertanya Apakah di antara kalian ada seseorang dari suku Qorn? penduduk Najt menjawab “Ya”. Kemudian salah satu dari penduduk Qorn mendekati Umar, lalu Umar mengabarkan tentang Uwais dan para penduduk tidak mengenalnya. Dengan nada tinggi Umar berkata “Nabi Muhammad Saw. pemilik syariat ini tidak berkata sembarangan”. Sebagian penduduk berkata wahai pemimpin orang mukmin, Uwais adalah orang yang tidak pantas Engkau cari karena dia adalah orang gila lagi gelandangan. Umar berkata “Aku mendatangi kalian hanya untuknya, di mana dia?”. Para penduduk Najt menjawab “Dia ada di lembah Uranah sedang mengembala unta di rerumputan, dia mengembala unta sampai waktu sore hari kemudian kami memberinya makan sore, dia tidak bergaul dalam keramaian penduduk, tidak berteman dengan siapapun, tidak memakan makanan orang pada umumnya, tidak bergembira seperti suka cita orang pada biasanya, justru dia menangis tatkala semua orang tertawa, dan dia tertawa tatkala banyak orang-orang menangis”. Umar berkata “Bawalah aku menemui dia”. Lalu para penduduk mengantar Umar dan Ali menuju ke tempat Uwais, saat itu Uwais sedang shalat, ketika Uwais merasakan kedatangan Umar dan Ali, dia mempercepat shalatnya, lalu ketika Umar melihat Uwais selesai shalat, Umar langsung mengucapkan salam kepada Uwais. Lalu Uwais menjawab salam Umar dan Ali. Umar bertanya “Siapa namamu?” Uwais menjawab “Abdullah hamba Allâh Swt.”, Umar berkata, kita juga hamba-hamba Allâh Swt., siapa nama yang dikhususkan untukmu. Uwais menjawab “Uwais”. Kemudian Umar berkata “Tunjukkan tangan kananmu kepadaku”. Pada saat itu terlihat tanda putih di telapak tangan Uwais seperti yang disebutkan oleh nabi Muhammad Saw. Umar berkata “Nabi kirim salam kepadamu dan berwasiat kepadamu untuk mendo‟akan aku”. Uwais berkata “Engkau lebih utama mendo‟akan seluruh orang-orang muslim karena Engkau adalah orang yang paling utama di muka bumi ini”. Umar berkata “Aku juga mendo‟akan orang mukmin tetapi seyogyanya Engkau mengikuti wasiat Nabi untuk berdo‟a”. Uwais keberatan untuk diminta mendo‟akan, sehingga Uwais berkata “Wahai Umar mintalah do‟a kepada seseorang selain aku”. Umar membujuk Uwais untuk mau berdo‟a, lalu Umar berkata “Rasul telah menunjukkan tanda-tandamu kepada kami, dan semua tanda itu ada padamu”. Uwais berkata “Ambillah wasiat Nabi itu dariku”, lalu sahabat Umar dan Ali kembali ke Madinah, kemudian Uwais bersujud di tanah sambil berdo‟a “Wahai Tuhanku, kekasihmu nabi Muhammad Saw. telah memindahkan keadaan ini kepadaku, kekasihmu berwasiat kepadaku untuk berdo‟a. Wahai tuhanku, Ampunilah seluruh umat nabi Muhammad Saw.”, Farid al-Din al-Attor, Tadzkirat al-Auliyâ‟, Libanon Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2010. halaman 49-50. Setelah pertemuan antara Uwais dengan Umar dan Ali, Lalu tersiar kabar bahwa Uwais memiliki derajat yang tinggi, sehingga penduduk kota Yaman selalu mencari dan mendatanginya. Dengan keadaan ini Uwais merasa terganggu untuk bermunajat kepada Allâh Swt., sehingga Ia meninggalkan Yaman agar tidak diketahui keberadaannya oleh penduduk, setelah itu tidak ada yang melihat Uwais di manapun kecuali Harim Bin Hayyan, dia berkata “Aku mendengar bahwa Uwais bisa diterima syafa‟atnya pada hari qiamat, sehingga aku melakukan perjalanan untuk mencarinya, lama aku mencarinya sehingga hatiku terbuai kerinduan untuk bertemu dengan Uwais. Seluruh desa dan kota telah aku lalui, sehingga aku sampai di kota Kuffah. Pencarianku terhenti pada seorang laki-laki yang memiliki ciri-ciri yang persis seperti yang diceritakan Nabi, Umar, dan Ali. Laki-laki itu sedang berwudhu‟ di pinggir sungai Furadh. Hatiku senang sekali dan berucap salam padanya, kemudian dia menjawab dan melihat ke arahku, kemudian aku ingin mencium tangannya, tapi dia menolak. Aku berkata semoga Allâh Swt. mengasihimu dan mengampunimu wahai Uwais. Bagaimana kabarmu? Setelah aku bertanya seperti itu aku tidak kuasa membendung tangisku karena merasa kasihan terhadap keadaan Uwais yang lemah dan Uwais juga menangis. Usai menangis Uwais berkata “Wahai Harim bin Hayyan, siapa yang menunjukkanmu kepadaku?”. Aku tidak menjawab pertanyaan itu lalu aku balik bertanya “Bagaimana Anda tahu namaku dan bapakku ?” Uwais menjawab “Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Waspada yang menceritakan kepadaku, ruhku telah mengenali ruhmu, karena antara ruh orang-orang mukmin saling mengenal”. Harim, berkata kepada Uwais “Ceritakanlah kepadaku tentang haditsnya Rasul?” Uwais menjawab “Aku tidak pernah bertemu dengan Nabi tetapi aku mendengar hadits Nabi yang diriwayatkan dari sahabatnya, aku tidak menyukai membuka pintu fatwa dan pengingat karena aku telah disibukkan selain hal itu”. Lalu aku berkata “Aku menyukai mendengar ayat al-Qur‟an darimu, kemudian Uwais memegang tanganku sambil mengucapkan ta‟awudz, Uwais menangis tersedu-sedu, kemudian membaca ayat al-Quran Kemudian Uwais menjerit dengan keras, bahkan aku tidak mengetahui apakah akalnya masih ada atau tidak. Selang beberapa saat Uwais berkata “Wahai Harim bin Hayyan, kenapa engkau mendatangiku?”. Aku menjawab “Tujuanku mencarimu untuk merasa tenang dan nyaman bersamamu”, Uwais mengomentari jawabanku “Aku tidak mengerti, bahwasanya orang yang mengenal Allâh Swt. bagaimana ia bisa merasa tenang dan nyaman bersama selain-Nya?”. Aku berkata “Berilah aku wasiat”. Uwais berkata “Jadikan kematian di bawah kepalamu ingat pada kematian dan di dalam kepalamu dan setelah itu tidak ada pengaruh kehidupan setelah kematian tidak ingat pada kehidupan dunia dan yang diingat hanya Allâh Swt. semata, jangan Engkau memandang dosa kecil tapi pandanglah pada besarnya maksiat kepada Allâh Swt. karena jika Engkau meremehkan dosa maka Engkau telah meremehkan berpaling dari Allâh Swt”. Harim berkata “Apa yang Engkau perintahkan kepadaku? Di tempat mana aku bermukim?” Uwais berkata “Bertempatlah di Syam” Aku berkata “Bagaimana aku mendapatkan penghidupan di kota Syam Syiria?” Uwais berkata “Jauhkan perasaan itu dari hatimu, karena keragu-raguan telah mencemari hatimu, sehingga nasihat tidak bermanfaat”. aku berkata lagi “Berilah aku wasiat” Uwais berkata “Bapakmu Hayyan telah mati, Nabi Adam, Hawa, Nuh, Ibrahim, Musa, Nabi Muhammad Saw. dan seluruh Nabi dan Rasul telah meninggal semua, abu Bakar, Umar bin al-Khattab telah mati” aku bertanya kepada Uwais “apakah Umar bin al-Khattab telah mati?” Uwais menjawab “Ya. Allâh Swt. telah memberikan kabar kepadaku melalui ilham tentang kematian Umar bin al-Khattab”. Kemudian Uwais berkata “Wahai Harim, aku dan Engkau termasuk golongan orang-orang yang mati”. Kemudian Uwais membaca shalawat kepada Nabi, berdo‟a dengan do‟a yang pelan. Lalu Uwais berkata “Wasiatku kepadamu bersuluklah dengan jalan sesuai syari‟at dan Tharîqah orang-orang yang baik, jangan Engkau melupakan dzikir kepada Allâh Swt. walaupun sekejap, jika Engkau sudah sampai kepada kaummu berilah nasihat kepada mereka, jangan Engkau memutus nasihat mengharapkan kebaikan dari Hamba Allâh Swt., jangan Engkau menyimpang dari taat kepada pemimpin umat sehingga imanmu tidak keluar tanpa kamu sadari, Engkau tidak mengetahui apakah Engkau akan jatuh ke neraka atau tidak”. Kemudian Uwais berkata “Wahai Harim, Engkau dan aku tidak akan pernah bertemu sejak saat ini, jangan lupakan aku dalam do‟a, berangkatlah ketika aku berangkat, jangan Engkau tinggalkan aku sedetikpun sebelum kepergianmu”. Lalu aku dan Uwais menangis, kemudian Uwais pergi sementara aku memandanginya dari belakang sampai Uwais naik ke gunung. Setelah peristiwa itu aku tidak melihat dan mengetahui keadaannya, al-Din al-Attar, Tadzkirat al-Auliyâ‟. Libanon Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2010. halaman 51–52. Nasihat-nasihat Uwais al-Qorn Maksudnya adalah apabila seseorang sudah ma‟rifat kepada Allâh Swt. pokok, maka akan mudah baginya semua mahluk cabang Maksudnya adalah keselamatan itu ada pada menyendiri secara ruhani bukan secara jasadi ٍMaksudnya adalah ingatlah kepada kematian dan janganlah ingat pada kehidupan dunia dan ingatlah hanya Allâh Swt. semata Janganlah mengharap kehidupan setelah mati. Maksudnya adalah membekali hidup untuk menyongsong kematian. Aku mencari kedudukan, maka aku temukan kedudukanku di dalam sifat tawadhu‟.Aku mencari kepemimpinan, maka aku temukan kepemimpinan itu dalam memberi nasihat kepada mencari keagungan, maka aku temukan keagungan di dalam sifat mencari sunnah dan aku temukan sunnah itu di dalam sifat mencari kemuliaan, maka aku temukan kemuliaan itu dalam sifat qona‟ mencari kenyamanan maka aku temukan kenyamanan itu dalam sifat kepada kamu mampu untuk tidak memisahkan hatimu dengan air mata, maka kepada kaummu ketika kamu kembali kepada bersungguh-sungguhlah dalam menghidupi meninggalkan sholat meninggalkan agamamu sedangkan kamu tidak menyadarinya. Kemudian kamu mati dan masuk neraka pada hari kiamat, al-Din al-Attar, Tadzkirat al-Auliyâ‟. Libanon Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2010. halaman 54-55. Penjelasan Sebagian wali Allâh Swt. diberi julukan Uwais. Artinya tidak membutuhkan bimbingan dari seorang guru, karena Uwais adalah Faidhul Ilahi anugerah Ilahi tanpa perantara orang lain dan berkah cahaya kenabian. Derajat ini adalah maqâm yang sangat tinggi sebagaimana firman Allâh Swt Maka intisab Tharîqahnya secara hakikat langsung kepada Allâh Swt. dan proses suluknya sesuai dengan suluk Nabi sebagaimana sabda Nabi Saw Tuhanku telah mendidikku, maka Allâh Swt. lah yang memperbaiki adabku. Sumber Sabilussalikin-30 Thariqah

0nO0sx.
  • jlq9zx78f9.pages.dev/76
  • jlq9zx78f9.pages.dev/959
  • jlq9zx78f9.pages.dev/799
  • jlq9zx78f9.pages.dev/300
  • jlq9zx78f9.pages.dev/770
  • jlq9zx78f9.pages.dev/924
  • jlq9zx78f9.pages.dev/349
  • jlq9zx78f9.pages.dev/379
  • sholawat thoriqoh qodiriyah wa naqsabandiyah